Selasa, 2 April 2019

Apabila Rasulullah bertamu ke rumah

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu
rumah kita... 
Baginda datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita. Apa yang
akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk Baginda erat-erat
dan lantas mempersilakan Baginda masuk ke ruang tamu kita. 
Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap
beberapa hari di rumah kita.
Baginda tentu tersenyum...
Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu
kerana kita teringat Video CD rated 18xxx  yang ada di ruang tengah dan kita
tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam. 
Baginda tentu tetap tersenyum... 
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pasang
di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara
tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafaz Allah dan Muhammad yang ada
di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Baginda tentu tersenyum.....
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita? Barangkali
kita teringat bahwa anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada menghafal Selawat
kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak
mengetahui sedikit pun sejarah Rasulullah SAW kerana kita lupa dan lalai mengajari
anak-anak kita. 
Baginda tentu tersenyum... ...
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga
Rasulullah dan sahabatnya tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers
atau Kura-kura Ninja. Barangkali kita terpaksa harus menukar satu kamar mandi menjadi
ruang Solat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki
koleksi pakaian yang sesuai untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW.
Baginda tentu tersenyum... .....
Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita
dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita. Ke mana kita
harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahawa kita tidak pernah
ke masjid meskipun azan berbunyi.
Baginda tentu tersenyum... ... ..
Barangkali kita menjadi malu kerana pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk
di depan TV. Barangkali kita menjadi malu kerana kita menghabiskan hampir seluruh
waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu kerana
keluarga kita tidak pernah menjalankan solat sunat. Barangkali kita menjadi malu
kerana keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur'an. Barangkali kita menjadi malu
bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.
Baginda tentu tersenyum... ... .
Barangkali kita menjadi malu jika
Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat
di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya
tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.
Betapa senyum Baginda masih ada di situ... ... ..
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita........
Apa yang akan kita lakukan ?
Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan Baginda masuk dan menginap
di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Baginda
berkunjung ke rumah kerana hal itu akan sangat membuat kita kalut dan malu.
 
Maafkan kami ya Rasulullah... ...
... Masihkah Baginda tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir...
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah...

Wallahua'allam.   
Buat renungan bersama... 

MEDAL OF HONOR TO ALL MY FOLLOWERS. PLACE IT TO YOUR BLOG.TQ FOR YOUR SUPPORT.

WSB

PENAFIAN / DENIAL

B'jue Corner tidak bertanggungjawab terhadap sebarang kehilangan atau kerosakan yang dialami kerana menggunakan kandungan di dalam blog ini.

B'jue Corner irresponsible on any loss or damage undergone because use content in this blog.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...